Glitter Words

Cuci tangan pakai sabun (CTPS)

Cuci tangan pakai sabun (CTPS) merupakan cara mudah dan tidak perlu biaya mahal. Karena itu, membiasakan CTPS sama dengan mengajarkan anak-anak dan seluruh keluarga hidup sehat sejak dini. Dengan demikian, pola hidup bersih dan sehat (PHBS) tertanam kuat pada diri pribadi anak-anak dan anggota keluarga lainnya.

Gerakan mencuci tangan pakai sabun sedunia diharapkan dapat meningkatkan perilaku hidup sehat, mencegah timbulnya penyakit, sekaligus menurunkan tingkat kematian pada balita dan anak-anak.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), kedua tangan kita adalah salah satu jalur utama masuknya kuman penyakit ke dalam tubuh. Sebab, tangan adalah anggota tubuh yang paling sering berhubungan langsung dengan mulut dan hidung.

Penyakit-penyakit yang umumnya timbul karena tangan yang berkuman, antara lain: diare, kolera, ISPA, cacingan, flu, dan Hepatitis A.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan bahwa penyebab terbesar meninggalnya balita dan anak-anak Indonesia adalah penyakit diare dan ISPA. Menanggapi data ini, para ahli kesehatan menyatakan, perilaku kecil yang tampak sepele, seperti mencuci tangan dengan sabun, bisa berdampak besar mengurangi angka kematian yang terkait dengan penyakit diare, hingga hampir 50 persen.

Cuci tangan pakai sabun penting dilakukan, khususnya:

1. Sebelum menyiapkan makanan dan sebelum makan,
2. Sebelum menyuapi anak,
3. Sesudah buang air besar dan kecil,
4. Setelah menceboki bayi,
5. Setelah bersin, batuk, membuang ingus, setelah pulang dari bepergian, dan
6. Sehabis bermain/memberi makan/memegang hewan peliharaan.

Sementara cara yang tepat untuk cuci tangan sebagai berikut:

1. Cuci tangan dengan air yang mengalir dan gunakan sabun. Tak perlu harus sabun khusus antibakteri, namun lebih disarankan sabun yang berbentuk cairan.
2. Gosok tangan setidaknya selama 15-20 detik.
3. Bersihkan bagian pergelangan tangan, punggung tangan, sela-sela jari, dan kuku.
4. Basuh tangan sampai bersih dengan air yang mengalir.
5. Keringkan dengan handuk bersih atau alat pengering lain
6. Gunakan tisu/handuk sebagai penghalang ketika mematikan keran air

sumber : depkes.go.id
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Jadwal dan Jenis Skrining Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak

Jadwal dan Jenis Skrining Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak



Pengertian-Tumbuh-Kembang-Anak
 kidscircle
Jadwal dan Jenis Skring Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
Deteksi dini tumbuh kembang anak Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan pada balita dan anak prasekolah.
Dengan ditemukan secara dini adanya penyimpangan atau masalah tumbuh kembang anak, maka intervensi  akan lebih mudah dilakukan, tenaga kesehatan juga mempunyai waktu dalam membuat rencana atau tindakan intervensi yang tepat terutama ketika harus melibatkan ibu atau keluarga. Bila penyimpangan terlambat diketahui maka intervensinya lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
Ada 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga kesehatan di tingkat puskesmas dan jaringannya berupa : 1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan. Untuk mengetahui atau menemukan status gizi kurang, gizi buruk, pertambahan lingkar kepala (makrosefali atau mikrosefali)
2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan. Yaitu untuk mengetahui gangguan perkembangan anak (keterlambatan) gangguan daya lihat, daya dengar
3. Deteksi dini penyimpangan mental emosional. Yaitu untukmelihat adanya masalah mental emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas.

Agar Tumbuh Kembang Anak Tak Terganggu
Jadwal dan jenis skrining deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang balita dan anak prasekolah oleh tenaga kesehatan  adalah :
tbl
Keterangan : 
BB/TB     : Berat Badan terhadap Tinggi Badan
LK          : Lingkaran Kepala
KPSP      : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
TDD      : Tes Daya Dengar
TDL       : Tes Daya Lihat
KMME    : Kuesioner Masalah Mental Emosional
CHAT     : Checklist for Autism in Toddlers
GPPH     : Gangguan Pemusatan Perhatian dan Aktivitas
Tanda * : Deteksi dilakukan atas indikasi

Jadwal dan jenis deteksi dini tumbuh kembang dapat berubah sewaktu waktu yaitu pada :
• Kasus rujukan
• Ada kecurigaan anak mempunyai penyimpangan tumbuh
• Ada keluhananak mempunyai masalah tumbuhkembang    

Berdasarkan jadwal diatas, diharapkan ibu dan bapak dapat mengerti pemeriksaan apa saja yang perlu dilakukan untuk skrining tumbuh kembang. Dan kapan waktu paling dini untuk skrining sehingga ibu dan bapak tidak terlambat membawa anak untuk kepada petugas kesehatan untuk pemeriksaan.
Semoga dapat bermanfaat ^_^
angka-kematian-bayi-300x225
sumber : Pedoman pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak, Depkes RI 2006
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS